Jumat, 16 Agustus 2013

Perjuangan Asi (Memberi ASI itu Perjuangan)

Kenapa judulnya Perjuangan ASI?

Beberapa yang sudah mengalami menjadi Ibu, mungkin bisa langsung mengerti, tapi mungkin saja ada yang belum terlalu memikirkan tentang menyusui jika belum punya anak, apalagi kalau belum menikah. Kalau buat saya, menyusui atau memberi Air Susu Ibu itu benar-benar sebuah perjuangan. Banyak sekali mitos dan omongan orang yang dipatahkan dari pengalaman menyusui yang saya alami. Sebelumnya, saya tidak ingin menceritakan pengalaman ini di blog ini karena ini blog untuk anak-anak saya.. awalnya saya tidak ingin mereka tahu, betapa serunya pengalaman saya menyusui mereka, karena saya merasa sudah sangat selayaknya mereka mendapatkan hak asi itu..

Tapi setelah berpikir ulang, jika suatu hari anak2 saya nanti menjadi orang tua, pengalaman menyusui juga akan mereka alami sendiri, mungkin tulisan ini bisa menjadi penyemangat untuk mereka. Sebelum punya anak, saya tidak pernah terpikirkan bahwa menyusui itu perlu dipelajari.. Dengan naif-nya saya pikir: menyusui adalah insting yang timbul saat bayi lahir, semua ibu bisa menyusui dengan sendirinya.. ternyata oh ternyataa...
 
So, the story begin:
Pada saat mama hamil Jerry 7 bulan, pulang dari misa di gereja di santa Maria Regina, Bintaro, mama  melihat banner promo acara Seminar ASI di aula gereja itu, karena penasaran, langsung aja daftar. Dari sanalah kenal dr. Utami Roesli, dokter anak yang juga konselor laktasi. Beliau memberikan seminar all about ASI dengan sangat jelas dan baik. Sejak hari itu, mama sering browsing dan googling segala hal tentang ASI.

Perjuangan dimulai dari Jerry berusia 7 hari, awal menyusui Jerry lumayan lancar, karena asi sudah mulai keluar bahkan sebelum Jerry lahir,, itu karena rajin membersihkan dan breast massage. Namun pada saat itu, rasa terlalu PERCAYA DIRI juga ternyata tidak baik dan membuat mama jadi lupa untuk mengoreksi diri.. Asi yang sudah keluar, mama pikir sudah jaminan, bahwa Jerry bisa menjalani ASI Ekslusif selama 6 bulan pertama hidupnya (eksklusif maksudnya hanya ASI tanpa cairan lain seperti susu formula, air putih, dan sebagainya). 

Ternyataaa.... biar bagaimanapun, Jerry adalah bayi, dan saya adalah Mama yang harus terus belajar,, Posisi menyusui belum benar, memang benar Jerry mengenyot, tapi ternyata Jerry hanya mengempeng, tidak mendapatkan susunya.. Walaupun sudah bolak balik menyusu, air susu tidak keluar, puting payudara sampai lecet, akhirnya luka dan sakitnya luar biasa.. perih sekali, ditambah air susu yang tidak keluar itu jadi keras dan membatu di dalam payudara, menjadikan payudara terasa keras dan sakit jika terkena goncangan atau sentuhan, ditambah bonus demam meriang, membuat mama cuma bisa berbaring dan menggigil. Pertolongan yang mama datangi saat itu hanyalah ke rumah sakit bersalin tempat Jerry dilahirkan, bertemu dokter anak yg merangkap konselor laktasi,  melakukan massage beberapa kali dengan para Bidan, tapi kondisi itu terus berulang karena masalah utamanya, yaitu "latch on" atauposisi atau perlekatan Jerry saat menyusui belum betul.

Pada saat Jerry berusia 14 hari, itu adalah hari payudara mama terasa sangat sakit, keras seperti batu dan memerah/meradang. Untuk jalan atau bangun dari tempat tidur saja rasanya sakit sekali. Hari minggu siang, di daerah payudara muncul sebuah bisul merah, dan sore harinya, bisul itu tiba-tiba pecah dan ada cairan seperti nanah keluar dari situ. Papa langsung membawa mama ke rumah sakit bersalin, dan disana para bidan mengeluarkan nanah mama dengan memencet si bisul itu. Rasanya seperti apa? mama harus menggigit handuk supaya gak jerit-jerit, dan kaki sampai kejang-kejang menahan rasa sakitnya.. keringat banjir di ruangan ber-ac yang sangat dingin itu.. 1 jam lebih seperti itu.. Bidan bilang, besok mama harus kembali lagi untuk dilakukan bedah minor karena masih banyak nanah yang tidak bisa keluar karena bisulnya terlalu kecil dan nanah bersembunyi di dalam. Pulang kerumah dengan rasa seperti babak belur, dan masalah masih belum selesai. Istilah kedokteran untuk masalah mama ini: Mastitis (infeksi jaringan payudara akibat penyumbatan asi yang telah menjadi abses/nanah) http://www.mayoclinic.com/health/mastitis/DS00678

Besok paginya, ditelpon oleh Rumah sakit, dikabari bahwa dokter bedah sudah siap, mama diminta datang. Dokter bedah menyarankan mama untuk stop memberikan asi, karena dia kawatir, nanah akan datang kembali, jika asi diteruskan. Dokter tidak menjelaskan apa-apa, cuma bilang mau meresepkan obat penghenti asi.. Mama menangis dan susah berhentinya, bukan karena sakitnya, tapi karena membayangkan harus berhenti memberi asi.. itu yang susah... mama udah bercita-cita Jerry bisa asi ekslusif.. sekarang cita-cita itu harus dihentikan. Mama dan papa akhirnya bilang sama dokter, kami mau coba untuk tetap memberikan asi, walaupun ada konsekuensi dan tugas yang harus kami lakukan pasca operasi/bedah.

Jadi, dokter akhirnya membuat sayatan sepanjang 4-5 cm, sedalam kira-kira 3-4cm, lalu para bidan menekan dan menekan dan menekan sampai nanah itu keluar. saat itu, mama dibius lokal di area payudara, jadi saat proses penekanan tidak terasa sakit.. tapi terlihat ada memar biru-biru keunguan.. tanda upaya dan kerja keras para suster itu.. hiks... dan yang bikin shock adalah,, ternyata luka sayatan itu tidak dijahit dan tidak ditutup. Dokter bilang, nanah itu masih berproduksi jika belum bersih benar dikeluarkan.. jadi tugas papa dirumah adalah tiap 3 jam sekali mengeluarkan asi dari payudara kiri dan memenceti daerah sekitar luka sayatan, mengeluarkan nanah dan cairan, mencuci dengan Nacl (cairan steril), hingga nanti jaringan daging dan kulit tumbuh dan menutup sendiri.. 15 butir obat penghilang rasa sakit (ponstan 500mg) terpaksa mama telan selama 14 hari itu, diminum setelah menyusui Jerry di payudara kanan. Habis minum obat, proses tekan menekan dimulai.

Seminggu penuh, (3jam sekali-7xsehari), hidup mama sangat tergantung pada papa, dia memperpanjang cuti, untuk membantu menekan-mengeluarkan nanah, menguras asi, karena mama jujur saja terlalu takut sakit untuk menekan sendiri. Papa kamu hebat Jerry, dia adalah papa yang paling perhatian dan baik sedunia. Papa udah membuktikan cintanya buat mama dan anak-anaknya melalui peristiwa ini. Papa adalah pejuang ASI sejati! Hiduuuup papa..

Setelah seminggu, jaringan kulit sudah mulai terbentuk lagi,, kulit mama yang disayat sudah mulai menutup. ASI yang keluar dari payudara kiri terasa tidak terlalu banyak lagi.. mama coba memompa dengan alat, jumlahnya hanya setengah dari asi yang dihasilkan payudara kanan. Tapi mama mulai berjuang lebih rajin memompa, karena mama punya keinginan kamu tetap bisa ASI walaupun mama kerja, makanya mama mulai memompa dan menyimpan ASI. Kamu juga mulai menyusu langsung dari payudara kiri mama, karena luka sudah tidak sakit lagi.

Eeeh, ternyata sekitar 10 hari dari sayatan pertama, mama merasakan ada benjolan keras lagi di payudara kiri bagian bawah, buru-buru mama ke rumah sakit bersalin lagi, setelah di cek oleh bidan, dan dokter anak sekaligus konselor laktasi, ternyata itu adalah asi membatu lagi, mungkin sisa dari nanah sebelumnya yang ngumpet di bagian bawah. Akhirnyaa... mama harus dibedah lagi sedikit disana, dikeluarkan lagi nanah yang ngumpet itu. Tapi kali ini, karena mungkin udah biasa, gak terasa sakit seperti dulu, proses pengeluaran nanah juga cepat, dan luka tertutup lebih cepat lagi, karena posisinya di bawah. Bisa tetap menyusui dan memompa tanpa halangan.

Waktu usia Jerry 1 bulan, mama udah bisa mulai nyetok asi.. yeayyy... sedikit-sedikit, mulai terkumpul botol-botol asi di freezer, bekal buat Jerry nanti ditinggal mama kerja. Tiap 2-3 jam sekali mama menyusui dan memompa. Tengah malam, saat Jerry bobo nyenyak dan jam 3 pagi, itulah saat memompa dan mengumpulkan asi paling banyak, karena Jerry udah bobo lumayan lama kalau malam. Berlomba dengan waktu, karena waktu cuti tinggal 1,5bulan lagi..

Perjalanan selama bekerja, memompa dan stok asi yang seringkali menipis dan membuat deg-degan, hampir tiap hari berjuang menyediakan botol-botol berisi air susu itu.. tapi terpaksa perjalanan asi Jerry berhenti di usia 8 bulan, saat mama terkena Herpes Zoster, sejenis cacar air dewasa yang menyerang saat kondisi tubuh sedang lemah. Waktu itu mama belum kenal milis sehat, terpaksa mengikuti saran seorang dokter tanpa menggali informasi dulu, minum antivirus yang katanya bahaya untuk ibu menyusui. Mama terpaksa terus memompa dan membuang asi, karena minum obat itu.. Jerry, terpaksa minum susu formula, karena stok asi mama sudah tidak mencukupi.

Pasca sakit, usia Jerry 9 bulan mama mulai menyusui lagi, tapi memang kapasitas produksi sudah sangat kurang, Jerry juga sudah keenakan mimi botol, hiks,,, akhirnya mama terpaksa menyerah, karena tiba-tiba juga pekerjaan di kantor menjadi sangat banyak dan terpaksa mengurangi waktu memompa. Resminya, proses menyusui berhenti saat Jerry berusia 9 bulan. Jerry lanjut susu formula botol sampai 13bulan, trus stop sama sekali susu formula dan botol dot karena ganti ke susu uht cair dengan sedotan.
 
Panjang yaa ceritanya, jangan bosan yaa... Pengalaman menyusui Jerry selesai sampai disini. Untuk Jeanie, karena pernah merasakan pengalaman pahit, mama belajar lagi dari awal.. Ikut seminar PESAT (Program Edukasi Kesehatan Anak untuk Orang Tua) http://pesat-tangerang.org/ yang per sesi-nya 5-6 jam, 5 sesi full, membekali diri supaya tidak melakukan kesalahan yang sama. Juga menguatkan pikiran dan hati untuk yakin lagi, Jeanie akan bisa asi ekslusif.
 
Walaupun ada tato tanda mata perjuangan asi di payudara, bentuknya yang sudah tidak "cantik" karena proses bedah dan penekanan,  mama tidak pernah menyesal sedikitpun. Pengalaman menyusui adalah pengalaman yang berharga buat jiwa, raga dan pikiran mama. Dengan bangga mama akan bilang, mama berjuang untuk Jerry dan Jeanie, memberikan hak kalian atas Air Susu Ibu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar